Selamat Datang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa
Senin, 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Empat Menteri dan satu Wakil Menteri Republik Indonesia untuk sisa masa jabatan 2025 – 2029. Keempat Menteri dan Wakil Menteri tersebut antara lain Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan, Mukhtarudin sebagai Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Ferry Joko Yuliantono sebagai Menteri Koperasi, Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah dan Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah (Setkab.go.id, 2025).
Khusus kepada Menteri Keuangan yang baru, presiden Prabowo berpesan untuk segera mengerek pertumbuhan ekonomi agar lebih pesat daripada saat ini. Hal ini sejalan dengan Asta Cita prasiden terpilih untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada akhir masa jabatannya pada 2029 mendatang. Namun, apakah mungkin Menteri Keuangan yang baru saja dilantik tersebut mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang agresif?
Apabila melihat pada data historis, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia selama satu dekade terakhir dipenuhi dinamika. Pada tahun 2015 misalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,88%. Angka ini jauh dibawah Kamboja dan Laos yang mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7,21% dan 7,27% (year-on-year).
Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi di Indonesia naik menjadi 5,03% (year-on-year). Ketika itu, pertumbuhan ekonomi masih berada di bawah Kamboja, Laos, Vietnam dan Philiphina. Namun di saat yang bersamaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Brunei, Malaysia dan Singapura. Adapun dinamika pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Source: The World Bank, 2025
Berdasarkan grafik di atas kita dapat melihat bahwa secara umum pertumbuhan ekomi di Indonesia berada di posisi tengah diantara negara – negara ASEAN. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga masih sejalan dengan dinamika perekonomian di kawasan asia tenggara.
Namun demikian, apabila dilihat lebih lanjut diketahui bahwa pasca pandemi covid 19, pertumbuhan ekomomi di Indonesia mengalami stagnasi di kisaran 5% per tahun. Kondisi berbeda kita jumpai pada Vietnam, Laos maupun Timor Leste yang mengalami lompatan cukup tinggi pasca covid 19.
Di sisi lain, indonesia juga masih menghadapi tantangan berupa rendahnya tax ratio. Pada tahun 2024, pemerintah mencatat tax ratio di Indonesia adalah sebesar 10,08%. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, tax ratio pada 2024 mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2023, tax ratio di Indonesia mencapai 10,31%. Padahal pemerintah telah menerbitkan berbagai aturan untuk menggenjot performa penerimaan pajak.
Dibandingkan dengan negara lain di kawasan asia tenggara, tax ratio di Indonesia masih tergolong rendah. Thailand misalnya, pada tahun 2022 melaporkan tax ratio sebesar 17,18%. Di lain pihak, vietnam dan singapura melaporkan tax ratio masing – masing sebesar 16,21% dan 12,96% (Infobank, 2024).
Siapapun Menteri Keuangannya, hal – hal di atas adalah sederet pekerjaan rumah yang harus dihadapi dalam dinamika perekonomian global dan ketegangan geopolitik akhir – akhir ini. Namun demikian, kita patut mengucapkan welcome home kepada Menteri Keuangan yang baru. Selamat bekerja, selamat berkarya untuk indonesia yang adil dan sejahtera.
References
Setkab.go.id. (2025, September 8). Presiden Prabowo Lantik Empat Menteri dan Satu Wakil Menteri Kabinet Merah Putih. Diambil kembali dari Sekretariat Kabinet Republik Indonesia: https://setkab.go.id/presiden-prabowo-lantik-empat-menteri-dan-satu-wakil-menteri-kabinet-merah-putih/
The World Bank. (2025, September 11). GDP growth (annual %). Diambil kembali dari The World Bank Group: https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.KD.ZG